Trump Ancam Tarif Tambahan 50% ke China: Eskalasi Perang Dagang Global dan Dampaknya -->

Advertisement

Trump Ancam Tarif Tambahan 50% ke China: Eskalasi Perang Dagang Global dan Dampaknya

Berita Sesuai Mood
Tuesday, April 8, 2025

 


8 April 2025 — Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor barang China sebesar 50% pada 9 April 2025 jika Beijing tidak mencabut tarif balasan 34%-nya. Langkah ini meningkatkan total tarif AS terhadap China menjadi lebih dari 100% dan memperdalam ketegangan perdagangan global yang telah mengguncang pasar keuangan dan rantai pasok dunia.

Kronologi Eskalasi Tarif

Ancaman Trump dan Respons China
Trump menyebut tarif tambahan ini sebagai "tindakan timbal balik" atas penolakan China mencabut tarifnya. Beijing mengecam ancaman tersebut sebagai "pemerasan" dan bersumpah akan "bertarung sampai akhir". Menurut Kementerian Perdagangan China, AS telah "melakukan kesalahan di atas kesalahan" dan mengabaikan prinsip perdagangan adil.

Dampak pada Pasar Global

Pasar Saham

Indeks saham Asia dan Eropa sempat pulih sebagian pada 8 April, seperti kenaikan 6% di Nikkei Jepang dan rebound 1,8% di DAX Jerman. Namun, volatilitas tetap tinggi menjelang penerapan tarif baru 


Minyak Mentah: Harga minyak mentah AS (WTI) dan Brent sempat menyentuh level terendah sejak 2021 akibat kekhawatiran resesi, meski sempat naik 1% pada perdagangan awal


Respons Negara-Negara Lain

Uni Eropa: Tawaran "Zero-for-Zero" vs Retaliasi
UE mengusulkan kebijakan tarif "nol-untuk-nol" dengan AS untuk barang industri, tetapi Trump menolak dan menyebut UE "menipu AS dalam perdagangan". Sebagai balasan, UE merancang tarif balasan 25% untuk produk AS seperti kedelai dan sosis. 



Negara Asia Cari Solusi Darurat
    • Vietnam: Meminta penundaan 45 hari tarif 46% AS dan berjanji meningkatkan pembelian produk pertahanan AS.

    • Indonesia: Menurunkan pajak impor elektronik dan baja untuk meredam tarif 32% AS.

    • Jepang: Dapat prioritas negosiasi tarif dengan AS setelah PM Shigeru Ishiba berbicara langsung dengan Trump.


    • Dampak pada Perusahaan Global

    • Apple Kehilangan Rp9.400 Triliun dalam 3 Hari


    • Saham Apple anjlok 19% dalam tiga hari, menghapus kapitalisasi pasar senilai $638 miliar (≈Rp9.400 triliun). Analis memprediksi kenaikan harga iPhone hingga 30% akibat tarif.


Eksportir China Tertekan
Produsen peralatan makan hingga baterai kendaraan listrik seperti Fuling dan Lopal berencana membangun pabrik di Indonesia dan Meksiko untuk menghindari tarif AS. Beberapa perusahaan bahkan memprediksi kerugian hingga 22 juta yuan (≈Rp47 miliar).

Kritik Internal di AS

Para Miliarder Menentang Kebijakan Trump

  • Ken Langone (pendiri Home Depot): Menyebut tarif 46% ke Vietnam sebagai "omong kosong" dan mengkritik formula kebijakan Trump.

  • Kimbal Musk (dewan Tesla): Menyatakan tarif sebagai "pajak permanen untuk konsumen AS" yang akan memicu inflasi.

Peringatan Resesi
Bill Ackman, investor terkemuka, memprediksi "musim dingin nuklir ekonomi" jika tarif terus berlanjut.

Proyeksi dan Langkah Selanjutnya

  • Negosiasi AS-China: Menteri Keuangan AS Scott Bessent memimpin upaya stabilisasi pasar, tetapi Beijing menuntut dialog "setara" tanpa tekanan.


  • Mekanisme Pelacakan UE-China

  • UE dan China berdiskusi membuat sistem pemantauan diversifikasi perdagangan untuk mencegah banjirnya ekspor murah China ke Eropa.


Perang Dagang yang Mengubah Peta Ekonomi Global

Ancaman tarif Trump tidak hanya memperuncing hubungan AS-China tetapi juga menguji ketahanan ekonomi global. Dengan pasar yang fluktuatif, tekanan pada perusahaan multinasional, dan retorika panas antara negara, resolusi damai melalui negosiasi menjadi kunci menghindari resesi.